Teminabuan,- Pada malam Kamis(15/11), Elna melakukan pertemuan dengan para pemuda di Kampung Sira dan Manggroholo. Ada sekitar 20 pemuda dan beberapa perempuan yang hadir. Ini merupakan malam terakhir Elna berada di kampung ini, setelah 4 hari berkunjung dan melihat secara lansung aktivitas tradisional masyarakat setempat.
Elna diberikan kesempatan pertama untuk memberikan pendapatnya setelah melihat aktivitas tradisional masyarakat dan mengunjungi Hutan Desa Sira dan Manggroholo.
" Perjalanan ini sangat mengesankan buat saya pribadi. Karena sepanjang jalan dari Sorong sampai ke kampung ini, melihat hutan yang hijau dan masih sangat alami," tutur Elna Bastiansen, Koordinator Program Asia Tenggara dan Oseania dari Rainforest Foundation Norway (RFN), selaku mitra kerja Perkumpulan Bentara Papua.
Kemudian Elna melanjutkan cerita perjalanannya dari hari pertama hingga kunjungan terakhirnya ke Hutan Desa Kampung Sira dan Manggroholo. " Sampai kami tertahan di lumpur dan berjalan kaki yang jauh masuk ke hutan dan berjalan malam melihat Lao-Lao. Ini pengalaman pertama saya, tapi bagi saya, ini sangat menyenangkan," tandasnya.
Elna juga memberikan apresiasi yang tinggi kepada Maikel Kladit, Bapak Markus dan beberapa pemuda kampung, yang telah menjadi tour guide yang sangat baik. " Saya menanyakan ini apa, kenapa, bagaimana dan macam-macam pertanyaan, semua dijawab dan dijelaskan dengan sangat baik. Saya mengucapkan terima kasih kepada semua," ujarnya.
Setelah penjelasan itu, Elna juga diminta pendapatnya tentang rencana ecowisata yang digagas pemuda kampung. Lalu Elna mengatakan, secara umum Hutan Desa yang dimiliki Kampung Sira dan Manggroholo sangat alami dan memiliki potensi untuk ecowisata. Hanya saja, perlu diidentifikasi target orang atau kelompok seperti apa yang suka dengan ecowisata ini.
Elna menambahkan, tidak semua orang suka jalan jauh. Jadi siapa sasarannya? Hal ini nanti dibicarakan. Kemudian, kalau tidak ada jaminan untuk melihat Lao-Lao, bisa dicari alternatif lain, seperti melihat pembuatan sagu secara tradisional, pemasangan jerat atau aktifitas tradisional lainnya.
Elna juga mengingatkan soal keamanan. Jika ada turis yang datang, lalu di bawah ke hutan, bagaimana jaminan keamanannya? Kalau terserang babi hutan atau digigit ular berbisa, apa tindakan yang dilakukan? Karena lokasinya berada jauh, berjalan kaki 1 jam.
" Kalau soal pondok, sudah sangat bagus sekali. Saya merasa nyaman berada di pondok, bisa tidur dengan sangat nyaman di dalam Hamock. Jadi soal pondok, saya pikir tidak ada masalah," jelasnya.
Setelah itu, Elna juga ditanyakan soal kondisi hutan di negaranya. Dijelaskan, kalau di Negaranya Norwegia, hanya ada tiga pohon, dan sangat berbeda sekali dengan di Papua, pohonnya sangat banyak. Negaranya Norwegia juga memiliki 2 musim, yaitu musim semi dan musim gugur. Sepanjang waktu selalu dingin, bahkan sampai minus derajat celcius. Sampai ada musim salju yang bisa berlangsung selama 4 bulan.
Saat Elna memberikan penjelasan, semua pemuda yang hadir dalam pertemuan itu memperhatikan dengan seksama, mereka mengikutinya dengan serius. Berikutnya giliran para pemuda yang berbicara mengenai keberadaan Elna di kampungnya.
Maikel Kladit memberikan pendapatnya. Ia mengaku sangat senang Elna bisa mengunjungi kampungnya dan pergi melihat hutan desanya. Dirinya mengaku ketika awalnya gugup dan tidak percaya diri saat menemani Elna sebagai tour guide. Bahkan sampai perjalanan ke hutan, perasaan takutnya itu terus mengikutinya, apalagi dengan pertimbangan Elna adalah seorang perempuan.
" Tapi syukur dan puji Tuhan, kami bisa membawa Elna dengan keadaan baik sampai kembali ke kampung," ujar Maikel.
Pemuda kampung lainnya, Simon juga memberikan pendapat yang sama. Bahkan Alfred Kladit, Ketua LPHD Kampung Sira mengucapkan terima kasih kepada Elna, atas masukan-masukan yang diberikan. Kiranya akan memotivasi pemuda di kampungnya untuk lebih baik lagi untuk menjaga tradisi, budaya dan hutan yang ada disekitar mereka.
Abner dan Sius, peserta pelatihan PaCE Involvement juga memberikan pandangan yang sama. Keduanya berharap, Elna bisa kembali lagi ke Kampung Sira dan Manggroholo, dan semoga saat Elna datang kali kedua itu, ada perubahan yang bisa dilihat.
Setelah pertemuan itu, pagi harinya, Jumat(16/11) pukul 07.00, Elna berpamitan dengan masyarakat Kampung Sira dan Manggroholo untuk kembali ke Sorong. Perjalanan ke Sorong itu ditemani oleh Imam dan Alink.*)