Bekerja dengan Kami
BERITA

Lorem ipsum dolor sit amet is a simply dummy text used in printing services

Ada Gap Besar antara Target NDC Indonesia dan Supporting Dana
24 April 2019 - oleh Admin

Wahyu : Ini masalah besar bagi negeri ini. Sayangnya orang Bappenas sudah pergi, padahal salah satu kuncinya ada di situ.

Jakarta- Pendanaan untuk perubahan iklim dari sector kehutanan dinilai memiliki gap yang sangat besar dengan target yang diusung. Hal ini perlu mendapat perhatian dari Pemerintah Pusat, khususnya Presiden Republik Indonesia terpilih dan Kementerian terkait.

Demikian terungkap dalam pemaparan Direktur Mobilisasi Sumberdaya Sektoral dan Regional Pada Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim, Dr. Drs. Wahyu Marjaka, M.Eng, dalam pertemuan Strategis Pemangku Kepentingan: Memperkuat Kontribusi Perhutanan Sosial untuk Mendukung Pencapaian Target NDC Indonesia, di Hotel Century Park Jakarta, Selasa(23/4/2019).

“ Dana yang dibutuhkan untuk memenuhi target NDC 2030 dari sector kehutanan adalah 5,557 Billion USD. Sementara realisasi dana per tahun tidak sesuai.Lihat saja dana yang diterima pada 2015-2016 besarnya 16,63 Million USD. Kalau rata-rata per tahunnya 16 Million USD?luar biasa gapnya,bayangkan saja Billion dan Million,” ucap Wahyu.

Demikian halnya dengan support pendanaan untuk Perhutanan Sosial dari 2010 -2017. Trennya bukan naik, malah turun. Ini sangat menyedihkan. Bagaimana kita ingin capai target, kalau suportnya tidak ada?” Ini masalah besar bagi negeri ini. Sayangnya orang Bappenas sudah pergi, padahal salah satu kuncinya ada di situ ( Bappenas),” kata doctor lulusan Tokyo Institute of Technology ini.

Lanjutnya, gap pendanaan ini harus dikeroyok bareng-bareng. “Tidak hanya kami, yang hanya merupakan unit kecil dari KLHK yang berpikir mencari sumber dana. Tapi harus dipikir secara nasional. Kalau suportnya tidak ada, akan muncul pesimisme; udahlah tidak usah berpikir soal carbon stock, mikir beyond carbon aja untuk urusan perut,” ujarnya.

Demikian halnya dengan sumber pendanaan yang berasal dari Hibah dan CSR. Dana Hibah banyak yang salah sasaran, sementara dana CSR sifatnya seperti pemadam kebakaran. Ada masalah dulu baru dana itu cair. “ Harusnya kedua sumber dana ini (Hibah dan CSR) bisa lebih kuat dan terstruktur untuk menopang pendanaan di sector kehutanan,” tutur Wahyu.(ab)

Berita Lainnya

Dapatkan Informasi dan Update Terbaru dari Kami

Rumah Bentara Papua
Jalan Asrama Jayapura, Manggoapi Dalam, Angkasa Mulyono-Amban Manokwari - Papua Barat Indonesia, 98314

Foto dan gambar ©Bentara Papua atau digunakan dengan izin.
© Bentara Papua. All Rights Reserved

Web Design by SOLV