Bekerja dengan Kami
CERITA
Mengabadikan Jejak “Vogelkop Bowerbird” di Udohotma
06 June 2023 - oleh Admin

Mengabadikan Jejak “Vogelkop Bowerbird” di Udohotma

 

Sarang Burung Pintar di Bukit Kobrey, Kampung Udohotma

Salah satu daya tarik ekowisata di kawasan Pegunungan Arfak adalah keberadaan Vogelkop Bowerbird (Amblyornis inornate) atau yang lebih dikenal dengan Burung Pintar. Dalam bahasa Sougb biasa dikenal Bendirhia.

 

Burung pintar dijuluki juga sebagai “Arsitek Terbang” (Flying Architect/Flying Engineer). Karena keterampilan membangun sarang sembari mengumpulkan benda-benda berwarna yang dikelompokkan dengan rapi, seperti buah-buahan termasuk sampah plastik. Sarang yang indah ini demi menarik betina agar singgah dan berkenan menjadi kekasihnya. Selain itu, burung ini diketahui pandai meniru suara makhluk hidup lain yang didengarnya di dalam hutan.

 

Situs Indonesia Expat menceritakan jika sarang yang dibangun biasanya setinggi dan lebar satu meter. Sarangnya terdiri dari tiga bagian: kubah yang cukup lebar untuk dilewati si burung; area utama dengan daun besar diletakkan terbalik atau ubin dengan batu; dan tiang yang menggunakan pohon muda sebagai menara pusat, dengan bermacam-macam vegetasi yang dikemas di sekitar pangkalan. Seekor burung pintar jantan mungkin perlu seminggu hingga dua bulan untuk mengatur sarangnya, tergantung pada cuaca.

 

Di penghujung tahun 2022, Bentara Papua memulai merekam jejak keberadaan burung ini di sekitar pinggiran danau Anggi Giji.

 

Rencana mengabadikan aktivitas burung pintar sebenarnya sudah didiskusikan para pengorganisir Bentara Papua sejak tahun 2019.  Kemudian survey pertama dilakukan tahun 2020 akhir, persisnya di bulan November. Saat itu survey dilakukan baru sebatas pengamatan fisik di bukit Kobrey, Udohotma.

 

Survey pertama ini belum menemukan apa-apa. Lebih banyak hanya mendengar cerita dari masyarakat kampung. Maikel Saiba, seorang petani muda di Umangka, misalnya, bercerita jika burung ini memang sering melintas di wilayah Bamaha, Testega, hingga ke Umangka. Tapi belum ada dokumentasi yang merekam aktivitas burung yang memiliki panjang badan sekitar 25-31 cm ini.

 

Memasuki tahun 2021, Bentara Papua membawa peralatan dokumentasi berupa kamera. Saat ini, baru ditemukan dua buah sarang di bukit Kobrey dan di bukit Udohotma.

 

Kemudian, di tahun 2022, pada bulan November, mulai memasang dua buah camera trap di bukit Udohotma dan bukit Kobrey. Masing-masing satu buah. Pada fase ketiga inilah, baru terekam aktivitas burung pintar di sekitar sarang yang sudah dibangun.

 

Video tersebut memperlihatkan seorang pejantan burung pintar mengumpulkan buah-buahan, bunga, daun, dan sampah plastik berupa bungkusan biskuit, botol air mineral dan seng penutup baterai dan arang.

 

Aktivitas pejantan ini terekam sejak pukul 06.00 WIT hingga menjelang tengah hari. Kemudian terekam lagi ketika ketika sore, sekitar pukul 15.30 hingga 18.00 WIT. 

  

Penemuan sarang dan rekaman aktivitas burung pintar ini selaras dengan rencana Bentara Papua mengembangkan destinasi ekowisata pengamatan burung (birdwatching).

 

Sebagaimana banyak diketahui, di kawasan Pegunungan Arfak, wisata minat khusus ini adalah salah satu yang menjadi daya tariknya, seperti yang sudah dijalankan oleh Bapak Hans Mandacan di Kampung Kwau, Distrik Warmare, Kabupaten Manokwari.

 

Dalam laporan Ekspedisi Tanah Papua 2021, misalnya, Kompas menceritakan jika Hans Mandacan berhasil mengelola wisata pengamatan burung dengan melibatkan warga di Kampung Kwau. Ada warga yang bekerja sebagai tukang masak, porter dan pemandu wisata (guide). Hans Mandacan juga bercerita bahwa ekowisata ini berhasil menghasilkan Rp 350 juta di tahun 2019.  Kisah Hans Mandacan adalah pembelajaran sukses yang bisa direplikasi.

Karena itu, cerita penemuan burung pintar di Udohotma dapat memberikan kesempatan untuk mendorong kesadaran konservasi kawasan hutan dengan pelibatan masyarakat yang lebih luas. Hal mana dapat dimulai dengan menghidupkan kesadaran bersama dalam menjaga kondisi hutan sembari mengurangi produksi sampah plastik. Kesadaran bersama yang tentu saja terintegrasi dengan praktik-praktik pertanian berkelanjutan yang sudah dikembangan sejauh ini.

 

Dalam bahasa lain, penemuan burung pintar adalah momentum untuk memperkuat usaha-usaha kolaboratif dalam menjaga kelestarian kawasan hutan yang tersisa dan memelihara praktik pengelolaan sumber penghidupan secara berkelanjutan. Selain masyarakat adat, Bentara Papua, pemerintah daerah juga perlu didorong mengambil peran yang lebih afirmatif lagi.

 

 

Link Indonesia Expat: https://indonesiaexpat.id/featured/papuan-flying-architect-the-vogelkop-bowerbird-in-pegunungan-arfak/

Cerita yang lebih utuh tentang Hans Mandacan bisa dibaca dalam tautan : https://jelajah.kompas.id/ekspedisi-tanah-papua-2021/baca/hans-mandacan-menjaga-burung-surga-papua/#:~:text=Hans%20Mandacan%20banting%20setir%20dari%20seorang%20pemburu%20menjadi,dalamnya%2C%20tetapi%20juga%20meningkatkan%20perekonomian%20masyarakat%20di%20kampungnya.

Cerita Lainnya

Dapatkan Informasi dan Update Terbaru dari Kami

Rumah Bentara Papua
Jalan Asrama Jayapura, Manggoapi Dalam, Angkasa Mulyono-Amban Manokwari - Papua Barat Indonesia, 98314

Foto dan gambar ©Bentara Papua atau digunakan dengan izin.
© Bentara Papua. All Rights Reserved

Web Design by SOLV